Hai, saya Indah Fitrialita, salah satu murid SMA N 1 Kota Jambi yang sekarang duduk di bangku kelas dua belas (Senioryear) uhu wkwk. Minggu ini merupakan minggu awal saya masuk sekolah setelah libur kurang lebih empat minggu dan membuat saya lupa cara menulis dengan pena. Liburan ramadhan tahun ini sangat membosankan, ya, sama seperti ramadhan tahun kemarin. Entah terlalu banyak libur atau lama tak bertemu dengan doi, haha.
Baiklah, post ini terinspirasi oleh senior saya yang sekarang telah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Elektro, maba baru disana. Waktu libur kemarin saya iseng-iseng buka akun line Smansa dan menemukan salah satu senior saya lulus SBMPTN ITB. Hal itu membuat saya penasaran karena faktor keinginan yang kuat mengenyam pendidikan juga disana wkwk, dan ternyata saya mengenal dia. Lalu sontak saya cari namanya di google, dan rupanya dia juga menulis di blog. Saya tau dia waktu pengenalan soal Olimpiade dan ternyata dia sampai ke nasional!
Saya baca tulisan kakel (read: Kakak Kelas) di blog pribadinya yang berjudul "Pengalaman Mencari Kampus : SBMPTN Part 1" yang sekarang sudah sampai part empat. Karna kepo yang sangat berlebihan, akhirnya saya tetap stay di blognya. Dia belajar SBM lima bulan sebelum hari H SBM, dan mulai fokus banget sewaktu H-30 . Dia juga les di dua lembaga bimbel dan setiap hari les terkecuali hari minggu. Pilihan yang dia buat memang agak sedikit kejam menurut saya wkwkwk, tapi hasilnya? Mantab jiwah. Dari situ pun saya memutuskan untuk ikutan bimbel di salah satu lembaga bimbel yang dia ikuti karena saya mulai cemas bagaimana nasib saya setelah lulus SMA, wkwk.
Kalau dulu saya mendamba-dambakan lulus SNMPTN (jalur undangan), tapi sekarang saya lupakan SNM karena rata-rata raport yang menurut saya tak memungkinkan untuk bersaing, saya anggap saja SNM merupakan bonus dari allah, dan membuat saya sadar bahwa SBMPTN satu-satunya cara yang akan saya pakai (tapi Simak UI, Utul UGM dan UM juga, wkwk) dan bisa dibilang ada harapan untuk bersaing.
Untuk pembaca yang tidak sengaja ketemu blog saya, untuk para pejuang SBMPTN 2018, saya memiliki pesan buat kalian, bahwa SBMPTN bukanlah hal yang mudah untuk dilewati, medan perang sangat sengit untuk di menangkan. Saingan-saingan bukan lagi batas kota di provinsi saja, tapi sudah menginjak ke jenjang nasional, dalam tanda kutip Seindonesia! Manfaatkan waktu di awal tahun kalian menginjak kelas dua belas ini. Saya sarankan untuk mulai membahas soal-soal SBM lima tahun belakangan (walau saya sangat malas untuk belajar SBM). Jangan menunda-nunda, karena kakel saya yang lulus ITB (katanya anak pinter sih) saja sedikit kewalahan saat baru fokus belajar SBM H-30, apalagi kita (terutama saya) yang kalau belajar lama sekali pahamnya wkwkwk.
Baiklah, post ini terinspirasi oleh senior saya yang sekarang telah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Elektro, maba baru disana. Waktu libur kemarin saya iseng-iseng buka akun line Smansa dan menemukan salah satu senior saya lulus SBMPTN ITB. Hal itu membuat saya penasaran karena faktor keinginan yang kuat mengenyam pendidikan juga disana wkwk, dan ternyata saya mengenal dia. Lalu sontak saya cari namanya di google, dan rupanya dia juga menulis di blog. Saya tau dia waktu pengenalan soal Olimpiade dan ternyata dia sampai ke nasional!
Saya baca tulisan kakel (read: Kakak Kelas) di blog pribadinya yang berjudul "Pengalaman Mencari Kampus : SBMPTN Part 1" yang sekarang sudah sampai part empat. Karna kepo yang sangat berlebihan, akhirnya saya tetap stay di blognya. Dia belajar SBM lima bulan sebelum hari H SBM, dan mulai fokus banget sewaktu H-30 . Dia juga les di dua lembaga bimbel dan setiap hari les terkecuali hari minggu. Pilihan yang dia buat memang agak sedikit kejam menurut saya wkwkwk, tapi hasilnya? Mantab jiwah. Dari situ pun saya memutuskan untuk ikutan bimbel di salah satu lembaga bimbel yang dia ikuti karena saya mulai cemas bagaimana nasib saya setelah lulus SMA, wkwk.
Kalau dulu saya mendamba-dambakan lulus SNMPTN (jalur undangan), tapi sekarang saya lupakan SNM karena rata-rata raport yang menurut saya tak memungkinkan untuk bersaing, saya anggap saja SNM merupakan bonus dari allah, dan membuat saya sadar bahwa SBMPTN satu-satunya cara yang akan saya pakai (tapi Simak UI, Utul UGM dan UM juga, wkwk) dan bisa dibilang ada harapan untuk bersaing.
Untuk pembaca yang tidak sengaja ketemu blog saya, untuk para pejuang SBMPTN 2018, saya memiliki pesan buat kalian, bahwa SBMPTN bukanlah hal yang mudah untuk dilewati, medan perang sangat sengit untuk di menangkan. Saingan-saingan bukan lagi batas kota di provinsi saja, tapi sudah menginjak ke jenjang nasional, dalam tanda kutip Seindonesia! Manfaatkan waktu di awal tahun kalian menginjak kelas dua belas ini. Saya sarankan untuk mulai membahas soal-soal SBM lima tahun belakangan (walau saya sangat malas untuk belajar SBM). Jangan menunda-nunda, karena kakel saya yang lulus ITB (katanya anak pinter sih) saja sedikit kewalahan saat baru fokus belajar SBM H-30, apalagi kita (terutama saya) yang kalau belajar lama sekali pahamnya wkwkwk.
Comments
Post a Comment