Kurang lebih sudah dua minggu gue libur kuliah dan sekarang tersisa satu minggu lagi. Kontribusi untuk diri gue selama dua minggu itu bisa dikatakan nihil. Padahal sebelum gue caw dari kos tercinta, gue sudah buat beberapa point-point yang harus gue kerjakan dilibur semester, contohnya kaya olahraga tiap pagi. Gue pengen banget kurusin badan. Tapi gue flashback selama dua minggu belakangan, gaada tuh gue realisasikan, yang ada malah badan gue tambah melar.
Cerita soal dua minggu belakangan, beberapa kali gue pernah digangguin om-om/abang-abang di jalan. Mereka dengan pedenya manggil gue dari belakang pas gue lagi bawa motor
"Suit suittt. Adek"
"dek. dek. oii dek. Minta nomer hpnya dong"
terus pas gue noleh, dia malah diam membisu. Itu sangat sangat mengganggu konsentrasi gue dalam mengemudi karena dia memecah kefokusan gue. Hal itu pun membuat gue resah dan gelisah.
Beda lagi kalo gue dibonceng ama temen. Waktu itu lagi lampu merah, temen gue berhenti pas banget di sebelah kaca supir angkot. Perasaan gue sudah gak enak karena pasti digangguin paling bantet dipanggil.
"Adek"
kami berdua diem aja.
"Adek jilbab item"
kami tetep diam kan yak.
"Uhuuyy, adek"
"woi berisik!"
Seketika gue naik pitam.Gue bener-bener ga habis pikir, ada juga manusia model begitu. Keresahan gue pun semakin menjadi karena pengalaman gue di Padang tempat gue ngampus sekarang banyak yang gitu juga. Apalagi supir angkot yang suka tebar pesona dengan mahasiswi-mahasiswi di sana. Ditambah lagi ada oknum-oknum mahasiswi yang malah senyam-senyum pas digodain.
Alkisah di suatu siang yang cerah, gue berdua sama temen pulang ngampus naik angkot yang gaada penumpangnya. Gue pun gak sengaja melihat dandanan supirnya yang kaya mau pergi ke mall- pake kemeja polos plus rambut disemir mengkilat. Gue cuek aja si karena mungkin beneran dia dari mall kan. Angkotpun mulai jalan dan melewati halte bus yang mana di sana lumayan banyak mahasiswi berdudukan (bukan bergelantungan) di sekitaran halte. Supir angkot yang gue prediksi sekitaran umur 24 atau bahkan lebih muda dari itupun berhenti lumayan lama. Gue liat gaada satupun yang naik sampai pada akhirnya, om supir itu liatin segerombolan cewe-cewe (keknya mereka se-geng gitu) lamaaaa banget. Si cewe-cewe ini malah senyam-senyum gak jelas dan disitu gue ilfill banget.
Si supir angkot dengan gagahnya menaikkan satu alis dan senyum mahasiswi (sepertinya masih maba karena pakai rok hitam dan baju putih) pun makin melebar. Kegenitan demi kegenitan mulai terjadi di halte itu. Gue pun selaku mahasiswi yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia mencoba menghentikan kegenitan yang semakin memanas karena di sini posisi gue sedang diburu waktu dan juga cucian kotor di kos.
Si supir angkot dengan gagahnya menaikkan satu alis dan senyum mahasiswi (sepertinya masih maba karena pakai rok hitam dan baju putih) pun makin melebar. Kegenitan demi kegenitan mulai terjadi di halte itu. Gue pun selaku mahasiswi yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia mencoba menghentikan kegenitan yang semakin memanas karena di sini posisi gue sedang diburu waktu dan juga cucian kotor di kos.
"Lamo lai(?)"
*Masih lama(?)
Mendengar ucapan gue yang sebenarnya lebih menjurus kepada sindiran, om angkotpun bergegas meninggalkan mahasiswi yang masih senyam-senyum.
-:-
Banyak dari temen gue yang cerita kalo mereka akan tetap diam jika digodain di jalanan. Padahal kalau kita, khususnya kaum hawa bisa sedikit lebih berani melawan dengan cara-cara yang manusiawi, seperti contoh melemparkan banyak batu-batu yang berserakan ke pemuda-pemuda yang mencoba menggoda kita di jalan, pasti kegenitan dan godaan itu akan musnah.
*Masih lama(?)
Mendengar ucapan gue yang sebenarnya lebih menjurus kepada sindiran, om angkotpun bergegas meninggalkan mahasiswi yang masih senyam-senyum.
-:-
Banyak dari temen gue yang cerita kalo mereka akan tetap diam jika digodain di jalanan. Padahal kalau kita, khususnya kaum hawa bisa sedikit lebih berani melawan dengan cara-cara yang manusiawi, seperti contoh melemparkan banyak batu-batu yang berserakan ke pemuda-pemuda yang mencoba menggoda kita di jalan, pasti kegenitan dan godaan itu akan musnah.
Comments
Post a Comment